Tuesday, January 18, 2005

Are You in Love Test

See what I find on Friendster. Are you included in one of these examples? Special thanks to Ms. EA for posting this on the bulletin board.

WHEN I SAW YOU...
I WAS AFRAID TO TALK TO YOU...

WHEN I TALKED TO YOU...
I WAS AFRAID TO HOLD YOU...

WHEN I HOLD YOU...
I WAS AFRAID TO LOVE YOU...

NOW THAT I LOVE YOU ...
I'M AFRAID TO LOSE YOU...

SOMETIMES LOVE HURTS...
BUT IF IT DOESN'T HURT...
THEN IT ISN'T LOVE...

HOLD ON TO THE PERSON YOU LOVE...
BEFORE HE/SHE SLIPS AWAY...
AND YOU CAN NEVER GET HIM/HER BACK...


When you are together with that special someone, you pretend to ignore that person. But when that special someone is not around, you might look around to find them. At that moment, you are in love.

Although there is someone else who always makes you laugh, your eyes and attention might go only to that special someone. Then, you are in love.

Although that special someone was supposed to have called you long back, to let you know of their safe arrival, your phone is quiet. You are desperately waiting for the call! At that moment, you are in love.

If you are much more excited for one short e-mail from that special someone than other many long e-mails, you are in love.

When you find yourself as one who cannot erase all the messages in your answering machine because of one message from that special someone, you are in love.

When you get a couple of free movie tickets, you would not hesitate to think of that special someone. Then, you are in love.

You keep telling yourself, "that special someone is just a friend", but you realize that you can not avoid that person's special attraction. At that moment, you are in love.

While you are reading this page, if someone appears in your mind, then you are in love with that person.

Wednesday, January 12, 2005

Around My Bed

Let me describe what I have around my bed. First, I have 3 pictures that are hanging on the wall beside my bed. The first one is Kaká, my favorite soccer player from AC Milan. For further explanation about him, please see my old post.


Kaká

The other pictures are my great masterpieces, which I drew in the first year of senior high school. Salmon Winter. The assignment was for free drawing. Since I didn't have any good idea what to draw, I used a Christmas card as an example. I was so surprised that I could draw a good picture (in my opinion). Why did I choose Salmon Winter as the title? I chose Salmon because the sky color was salmon, and Winter because the picture was full of snow.


Salmon Winter

Mozaic. The basic rule for this picture was to draw some objects and then paint them with varieties of colors which still belong in the same color category. I liked blue, so I chose blue as the main color, then I chose green and violet which were close to blue. Not as I expected, after the paint was dry, the color turned into pink instead of violet. Fortunately, the picture still looked nice.


Mozaic

Other than pictures, I brought two dolls from my home, which are always there besides me when I sleep. Their initials are TM and MM. TM was a birthday gift from my childhood friend, Ms. PF. Along with 4 other bunny dolls (another TM, BM, and another BM), it formed a bunny family! Too bad it suffers from a skin disease (losing some of its fur), because I washed it too much. MM, I don't know why I could give that name when I was a little child. In Indonesian, it sounds a little bit dirty. Hehehehe... That's why I censored it into MM, just think that it is an acronym of Mickey Mouse then. MM is the second doll that my Dad bought for me. I think it was originally from Singapore. The first doll was Anak Orens (Orange Child), but I don't know why it's not so special for me compared to MM. TM and MM hold a special value in my heart, but my mom thought I was too old to keep the dolls. Therefore, I brought them here so that my mom couldn't throw them away.


My cute dolls

Resep-resep praktis ala Pei

Ajaib! Bukan sulap bukan sihir! Si Pei yang enggak bisa masak ini akhirnya masak juga lho. Hahahahaha... Sebenernya si masakan pertama yang gue bisa adalah bakso saos tirem ala Pei, tapi sayangnya ga gue abadikan! Makanya, yang kedua ini langsung de gue poto sebelom dimakan: nasi goreng ala Pei! YeeHaaaa!


Nasi Goreng ala Pei

Mari Anda-Anda semua yang ga bisa masak, gue kasi cara praktisnya dah.

Bakso saos tirem ala Pei
Bahan: bakso, bawang bombay, saos tirem, garem, merica, minyak goreng
1. Potong-potong bawang bombay sama bakso, gedenya atur sendiri
2. Panasin minyak di penggorengan/panci, atur dah!
3. Masukkin aja bawang ma baksonya, trus kasi saos tirem, garem, sama merica

Nasi goreng ala Pei
Bahan: bakso/sosis/dua-duanya, bawang putih, telor, nasi putih, saos tomat, kecap manis, garem, merica, minyak goreng, kalo doyan pedes pake saos sambel
1. Potong-potong bawang putih sama sosis/bakso/dua-duanya
2. Panasin minyak di penggorengan/panci, suka-suka elo mo pake apa
3. Masukkin bawang putih, telor, sama sosis/bakso/dua-duanya
4. Kalo udah agak mateng masukkin nasi, trus kasi saos tomat, kecap manis, garem sama merica, kalo doyan pedes tambahin saos sambel

Pesen: gue ga kasi takerannya soalnya sesuka yang masak si, yang penting entar akhir-akhirnya tinggal dicobain, enak, ya udah. Heuheuheueh....

Monday, January 10, 2005

Suatu pemikiran

aku takut hari itu tiba
saat di mana hanya ada aku dan gelapnya malam
tanpa ada tawa matahari yang mewarnai hari
saat itu nampak begitu jauh
namun hanya dalam sekejap telah dekat


Gue lagi banyak pikiran, pusing. Makin gede urusan makin repot, masalah makin banyak. Dulu waktu gue masi kecil rasanya pengen banget cepet gede, kalo ultah senengnya bukan maen. Tapi entah sejak kapan, mungkin sejak kelas 2 SMP, gue ga suka sama yang namanya ultah, soalnya pertanda gue makin tua, dengan kata lain masalah tambah banyak. Apalagi sejak kelas 3 SMA, dikit banget yang inget ma ultah gue, makin ga suka lagi dah.

Pacaran. Kalo uda gede pacaran emang makin repot. Jaman-jaman SMP suka ya jadian, ga cocok putus. Ga jadi masalah mo beda cita-cita, beda hobi, beda prinsip, beda negara, beda agama, dan beda-beda lainnya. Tapi kalo uda gede, segala sesuatu uda mesti dipikirin dong, apalagi kalo uda menyangkut masa depan, karir atau cinta? Apalagi buat cewe, pasti akhirnya karir akan terbentur juga sama urusan berkeluarga. Karena ga mungkin dapetin dua-duanya setinggi-tingginya, pada akhirnya harus ngorbanin salah satu. Kalo emang mo karir setinggi langit maka ga bisa berkeluarga atau keluarga jadi kurang perhatian. Kalo mo ngurusin keluarga dengan baek maka ga bisa berkarir atau karirnya biasa-biasa aja, ga sampe mentok tinggi. Ga usah jauh-jauh urusan itu de, kalo bidang talentanya laen aja bisa jadi susah. Soalnya bidang yang satu bagusnya di daerah sini, bidang laennya bagusnya di daerah sana, akhirnya harus pisahan kan. Dan gue takut banget sama yang namanya jarak jauh, karena uda terbukti pacaran jarak jauh banyak yang gagal. Emang kata-kata bijak menyebutkan kalo uda jodoh pasti ada jalannya, kalo sampe harus pisah namanya bukan jodoh. Cuman tetep aja, pikiran gue ga sampe sebijak itu.

Idup sendiri. Banyak hal dan pelajaran yang gue dapet dari tinggal sendirian, apalagi jauh dari ortu, paling pol ortu cuma bisa kasi dukungan moral. Mo minta duit juga ga bisa sekejap langsung dapet, harus tunggu kirimannya dateng, bisa makan waktu sebulan kali. Lagian cari duit ga gampang, apalagi uang sekolah gue yang aujubile amit-amit mahalnya itu. Awal-awal dateng semua harga gue ukur dalem rupiah yoolohhhhhhh.... sengsara. Kk ma bokap gue bilang kalo gue terus-terusan ngitung dalem rupiah bisa-bisa ga makan. Setelah kerja dapet gaji wuiihhh seneng bener, apalagi pas gaji pertama. Walopun ga bisa dibilang banyak, tetep aja gaji pertama gitu lho. Abis itu ya lumayanlah, beli apa-apa ga seberapa mo nangis kaya dulu. Tapi baru-baru ini, liburan kan gue ga ada kerja. Trus bayar uang sekolah sama asrama pula. Beeeee.... sengsaranya kambuh lagi. Sekarang mo beli makanan ma minuman aja uda mulai sekarat lagi. Gue bener-bener butuh kerja!

Ga tau karena kita uda bertambah dewasa atau emang masalah cara idup di sini aja, yang gue rasain si ga pernah ada temen yang bisa cocokan gila-gilaan sedih-sedihan seneng-senengan bareng kaya di Indo dulu. Awal-awal rasanya sumpek banget, curhat gini dibilang gitu, curhat gitu dibilang gini, maksudnya mereka ga pernah bisa ngertiin gue gitu lho. Kerasanya apa-apa gue salah. Cuman makin lama gue makin biasa. Sekarang gue uda belajar, gue harus bisa urus diri gue sendiri, ga pake macem-macem *****-bengek dari orang laen. Toh percuma juga mereka ga ngerti apa yang gue mau. Seperti kata Bung Karno berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri.

Monday, January 3, 2005

Mimpi

Oke, daripada ga ada cerita mendingan gue kasi tau mimpi-mimpi gue aja. Gue kan insomnia ni belakangan ini, ga tau kenapa kok kalo tidur selalu bangun 2-3 kali, dan pasti jam 5 pagi selalu bangun. Makanya satu malem mimpinya bisa lebih dari satu. Tapi yang paling gue inget jelas cuma dua mimpi terakhir.

Yang pertama, settingnya di pertokoan, ceritanya kalo ga Mangga Dua ya Glodok, lupa gue. Nah, jadi gue tuh belanjanya pisahan sama ortu, ntar pulangnya baru ketemuan. Trus tiba-tiba HP gue bunyi, penelponnya nyariin cowo gua. Trus kan gue kasi ke dia, mukanya dia langsung tiba-tiba berubah jadi suram gitu. Abis dia balikin HP-nya ke gue, dia nanya hari Sabtu gue mau buru-buru pergi ga. Maksudnya janji gue sama dia hari Sabtu buat pergi berdua, harus hari itu apa bisa diundur. Gue bilang kalo dia ga bisa gpp kok, gue bisa nunggu minggu depannya lagi. Trus dia bilang sori, rencananya terpaksa batal, dalem hati gue kecewa banget, abis tinggal 2 hari lagi eh malah ga jadi. Abis itu dia beberes, gue tanya mau ke mana? Dia ga jawab. Gue kuatir soalnya pas ditelpon suara yang nelpon kedengeran gitu, kayanya bokapnya nyuruh dia balik dengan alasan harus melindungi keluarga. Gue tanya lagi, mau balik ke negaranya ya? Dia bilang ga tau, tapi abis itu dia pergi ninggalin gue. Gue kejar nih, sambil tereak 'Tunggu! Mau ke mana?' pake bahasa Inggris loh, caelah keren aja mimpi pake bahasa Inggris. Eh jadinya malah kejar-kejaran. Dia paling depan, gue di tengah, terus di belakang gue ada temennya ikutan kejar-kejaran. Ga jelas banget de. Pokoknya seinget gue pas lagi lari-lari gue ketemu ortu dua kali, gue bilang aja 'ntar ketemu di tampat dan waktu yang udah dijanjikan', ortu gue yang cengo gitu bingung anaknya ngapain lari-larian di mall. Uda agak lama gue kecapekan, dianya juga makin jauh, makin jauh, dan menghilang. Temennya yang ikutan ngejar tau-tau dateng dan ngasi liat gue di beberapa tembok, dia (co gue) nempel foto-foto kita berdua dan ada kata-kata perpisahannya gitu. Gue tuh rasanya langsung gimanaaaa gitu, ga bisa dijelaskan oleh kata-kata deh, pokoknya langsung JEDERRR JLEBBB hatinya ketusuk-tusuk dah. Karena sudah merasa tak ada harapan, gue balik ke kelas. Lho? Ga tau deh gue, heran juga kok bisa-bisanya di dalem mall ada kelas. Pokoknya di sono ada temen-temen gue pas SMA sama cowo-cowo yang entah gue ga kenal. Trus gue mendekat ke Mbak A and.... gue nangis dah sesenggukan di pundaknya dia. Lalu saya TERBANGUN... untunglah terbangun, itu aja aer mata udah netes sebiji, apalagi kalo dilanjutin bisa-bisa pas bangun udah basah ni muka.

Setelah berkata dalam hati 'untung cuma mimpi' dan merasa lega, gue tidur lagi. Dan mimpi yang kedua adalah...

Gue lagi tidur (behhhh tidur dalam tidur) setengah sadar denger suara nyokap ma ade gue, tapi dasar males gue bodo amat tidur terus. Tau-tau ada anak kecil nyelonong masuk en ngebangunin gue dengan gaya kasarnya, tidak lain dan tidak bukan adalah ADEK gue. 'Eh kamu kok di sini?' 'Iya, baru dateng sama mami.' 'Eh mana mami? mana mami?' Dalem hati gue mikir gimana sih dateng kok ga bilang-bilang, kan kalo bilang gue mo minta bawain gunting rambut biar nyokap gue motongin ni rambut. Trus nyokap gue dateng n menjawab komplain gue soal gunting rambut dengan 'potong rambut pake gunting kertas biasa juga bisa'. Pokoknya setelah itu gue ma kk gue ngajak mereka pergi ke perpustakaan. Hehehehehe... Reuni keluarga kok malah di perpustakaan. Itu perpustakaan lucu bener, kalo ada buku yang disuka boleh dibeli dan dibawa pulang, udah berasa toko buku aja. Gue bantuin kk gue nyariin bukunya Series of Unfortunate Events. Abis itu..... saya TERBANGUN lagi. Sialannnnnnn ternyata cuma mimpi, padahal uda seneng-seneng nyokap gue dateng.

Post kali ini ga jelas ya? Bodo amat, pokoknya gue pengen cerita. Hehehehehe...

Sunday, January 2, 2005

Jerawat Pecah

Lho Pei, kok udah jam 2 lebih gini belom tidur? Mau tau jawabannya? Kita tanya: GALILEO. Ohohoho... Jadi inget waktu gue masuk kuis Galileo di SCTV dulu bareng Ms. GCK. Sayang sekali saya kalah, kalo menang pasti gue uda sebar-sebarin ke segala penjuru dunia untuk nonton Pei di SCTV. Huehueheuheue....

Eniwei, saya memang insomnia belakangan ini, tapi tenang aja, kali ini masalahnya bukan itu. Jadi, Pei lagi maen FF X-2 ni, pas liat jam, ternyata secara tak disadari saya terlalu banyak maen sampe udah jam 1/2 2. Alhasil, saya matiin tuh TV dan PS 2 trus cuci muka. Selese cuci muka, perhatian gue langsung tertuju pada satu buah jerawat yang lumayan besar di idung. Selidik punya selidik, gue tiba-tiba inget satu perkataan guru Biologi soal jerawat yang besaaaaaaarrrrr.
Kalo tuh jerawat dipencet, pertama bakal keluar nanah, terus darah. Pokoknya pencet terus sampe darahnya kering dan bersih, ntar pasti cepet kempesnya.


Metode itu sebenernya udah sering dicoba di Indo, makanya tiba-tiba jadi muncul keisengan untuk memencet jerawat tersebut. Ternyata sodara-sodara! Darahnya banyak sekali, ga brenti2. Walahhhh... Ga mungkin dong gue tinggal tidur, ntaran kalo darahnya beku di luar malah makin parah ni muka. Ya udah sampe sekarang gue lagi pegangin tissue buat bersihin darah yang keluar. Dipikir-pikir daripada nggak ada kerjaan sambil nungguin jerawat sampe bersih, mendingan nulis blog aja, sekalian ngasi berita terbaru gitu. Hihihihi...

Ya sudah, sekian dulu cerita dari saya. Oiya, kesan pertama gue dan kk gue tentang FF X-2: kaya selormun! (sailormoon dibahasa Indonesiakan-red). Pake acara ganti-ganti baju segala. Eh, no offense buat para penggemar FF X-2! Oke dah itu dulu. Dadah didih duduh dedeh dodoh!!!

Saturday, January 1, 2005

Surat Cinta IPS vs Puisi Cinta IPA

Gue dapet ini dari Mbak I. Makasih Mbak! Kalo ga salah yang puisi anak IPA, gue sempet nyebarin ke anak-anak satu kelas pas kelas 3 SMA, sumbernya dari majalah sekolah apa gitu. Kalo yang surat cinta anak IPS gue ga tau. Pokoknya lucu kok, baca ajah! Enjoy!

Surat Cinta Anak IPS

Hal : Penawaran Kesepakatan

Dengan hormat,

Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal 17 April 2003. Berdasarkan rapat keluarga kami tanggal 15 Mei lalu pukul 19.00 WIB, saya berketetapan hati untuk menawarkan diri sebagai kekasih Anda yang prospektif. Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen. Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif dan berkelanjutan. Dan kemudian, setiap tiga bulan selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari kekasih menjadi pasangan hidup. Biaya yang dikeluarkan untuk ke rumah makan dan shopping akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bahwa saya akan menanggung bagian yang lebih besar pengeluaran total. Akan tetapi, saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah dan bentuk pengeluaran yang Anda keluarkan nantinya.

Saya dengan segala kerendahan hati meminta anda untuk menjawab penawaran ini dalam waktu 30 hari terhitung tanggal penerimaan surat. Lewat dari tanggal tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan beralih dan mempertimbangkan kandidat lain. Saya akan sangat berterima kasih apabila Anda berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila Anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.

Hormat saya,
Bakal calon pasanganmu


Puisi Cinta Anak IPA

Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = (1/2)mv2
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita

Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita